Jumat, 30 September 2011

KEBACUT

benar benar kebacut pek mamaku ini. Hanya gara gara aku gak mau disuruh beliin sesuatu ae aku langsung dilupakannya begitu saja. Aku tahu seh ini memang kesalahanku, tapi loh cuman gara gara seperti itu aku nyaris tidak masuk sekolah. Bayangkan !!! Apalagi hari itu aku juga ada remidial test Bahasa Indonesia yang tidak mungkin toh dilupakan. Awal ceritanya begini kan waktu jumat malam kemarin aku baru pulang dari cuti madingku. Yeeep aku CUTI CUTI SELAMA 2 HARI HURAAAAAAY. Kembali kecerita awal oke. Nah walaupun aku cuti mading tapi capeknya itu keterlaluan luar biasa teramat sangat sekali. Jadi setiap pulang ke rumah aku selalu ganti baju terus menuju tempat peristirahatanku dirumah. Bed cover warna toska (vania pasti iri melihatnya) dengan bantal dan guling warna senada selalu menjadi saksi bisu bagaimana rasa capek telah membuatku seperti mayat hidup yang berjatuhan di kasur. Waktu seperti itu adalah waktu yang sangat jarang aku rasakan selama mungkin beberapa minggu ini. Biasanya aku akan mengambil handphone dan bermesraan sebentar denganya. Karena aku adalah orang yang tidak bisa mengendalikan emosiku, tentu sudah sangat jelas rasa capek juga membuatku gampang tersulut emosi. Mamaku datang dengan wajah biasa saja sambil menyuruhku untuk membelikan sesuatu. Kebetulan juga sepeda motor yang menjadi andalanku saat kecapekan sambil disuruh sesuatu sedang dipakai kakakku pergi ke rumah temanya, otomatis aku menolaknya dengan sangat halus. Aku bilang "aku capek loh ma suruen mbak ae loh atau besok pagi saja. Beneran ma aku hari ini capek banget." Itu aku sudah bilang dengan nada serendah mungkin walaupun sebenarnya aku agak sedikit gerundel orang sudah tau capek masih disuruh saja. Akhirnya mamaku keluar kamar dengan wajah super duper kuadrat pangkat lima tidak enak sama sekali. Awalnya ya kupikir gapapa lah yaw. Lah kok lama kelamaan aku merasa bersalah ngomong kayak gitu ke mamaku, yaudah aku pergi menemui mamaku dan bilang aku mau membelikanya. Eh ternyata dia bilang gausah kamu capek kan gausah, tapi dengan nada marah. Bukan bukan nada membentak bentak khas orang yang marah, kedua orang tuaku kalau marah gak pernah sampai marah marahin dengan nada tinggi tapi hanya dengan diam dan suara dan mimik wajahnya berbeda dengan biasanya. Setelah aku desak sedemikian rupa tetep saja kekeuh sama pendirianya. Aku berfikir curang banget pek semua orang dirumahku boleh marah dengan gampang tapi aku gak boleh marah sesukaku. Aku mangkel pol polan nuotok jedok. Dengan sedikit emosi aku masuk kamar dengan sedikit membanting kursi dan alu terlelap sampai keesokan harinya. Tapi yang gak tak pikirkan, ternyata aku gak dibangunin pek sumpah. Mbak ku yang malah dibangunin dan mbak ku yang malah mbangunin aku di jam 5.05. Padahal aku harus sudah sampai di depan gang jam 5.20. Apa yang bisa aku lakukan dengan waktu seminim itu hah ? Langsung aku mandi dengan sedikit menangis gak bisa membayangkan semua perlakuan mamaku pagi itu. Muangkel sak mangkel mangkelnya aku. Dengan secepat kilat aku salat dan membereskan perlengkapan bukuku dan langsung memakai sepatu tanpa pakai kaos kaki karena terlalu mepetnya waktu. Bahkan uang saku pun aku gak dikasih ya allah. Langsung seharian itu aku badmood se badmood badmoodnya. Tapi gara gara amanda aku langsung lupa kalau hari itu aku lagi badmood. Tapi maaf ya ganis jadi tempat melepaskan amarahku. Mesti ganis yang jadi sasaran waktu rasa mangkel itu kembali lagi. Tapi loh KEBACUT KEBACUT pol pek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar